:esfand
Senja mungkin bukan sendumu, bukan pula serumu
Karena bahanamu ada ketika pekat mulai merayap hingga bias-bias perak samar itu berpendaran
Senja adalah nuansaku, tempatku sentiasa merapal hymne dan ode buana raya
Yang kadang kulalui sambil duduk memaku diam berpeluh jingga, di sudut-sudut lepas nusantara
Tak ada dawai ataupun membran yang mengiringi, hanya suara serak bergema yang memang kumiliki ini saja yang akan mendendangkannya sesepi angin sore
O, samudera
Yang lazuardinya selalu membiru-resap ombak laut
Adalah aku yang hanya ingin sepercik damaimu, seperti damai yang dihadirkannya diam-diam
O, dermaga
Yang tegarnya selalu melesak cengkeram ombak lautan
Adalah aku yang hanya ingin segores bahgiamu, seperti bahgia yang dihadirkannya lirih-lirih
O, bayusaka
Yang hembusnya selalu memanja syahdu ombak lelaut
Adalah aku yang hanya ingin sekeping rasamu, seperti rasa yang disisipkannya tanpa deru
O, biduk bahtera
Adalah aku yang hanya ingin searah lajumu, seperti laju yang dilangkahkannya di sisiku tanpa seru
Biarlah pendulum tak berjarum yang menjadi penanda
Bahwasanya tak ada hasrat yang tak ingin terus bersama
Tak ada harap yang tak ingin bersua mimpi
Tak ada jiwa yang tak ingin didekap sampai entah kapan
Tak ada hati yang ingin dilepaskan
Tak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
menyimak dengan baik...
senja tak pernah berdusta "mengingat gadis senja" he heless
Posting Komentar