Kamis, 11 April 2013

Selamat Senja, Rumah Lama




Ah, rasanya sudah lama tak menyapa rumah maya ini, juga tak menjejalinya dengan postingan baru. Sibukkah saya? Atau barangkali tersilap jalan? Sebenarnya, tidak. Saya hanya berperilaku layaknya pengunjung asing, sekadar blogwalking dan kembali melanjutkan perjalanan. Saya belum menemukan nyali itu lagi, nyali untuk angkuh menulis apa saja di sini, nyali untuk abai dengan pendapat orang lain, layaknya blogger pada masa awal dahulu, ingatkah kita?

Membongkari arsip lama ternyata seru juga. Menerbitkan senyum dan gelak tawa. Delapan tahun lalu, saat terseret kawan-kawan blogger dan mulai membuka akun, euforia perempuan muda yang baru lulus dari perguruan tinggi penuh nilai filosofis, bergaya layaknya penantang dunia dan penebar teori-teori yang nyaris absurd. Anehnya, masa itu membahagiakan! Rata-rata kita tidak disibukkan dengan akun-akun yang bertebaran dan kerap salah kata kunci, kita cuma punya rumah ini saja. Kita bertaruh malam dengan mengukir sebanyak mungkin jejak perjalanan ke rumah-rumah maya lainnya. Kita membeli waktu untuk mempercantik rumah dengan segala perabot cuma-cuma. Kita seolah menjadi pemilik dunia kita sendiri. Barangkali, ada pula yang terpapar degup-degup dunia maya, bertemu pasangan hati yang berujung benang merah.

Saya aquarian yang sangat pisces, saya terlalu angkuh untuk menjadi kembar. Perlahan, rumah maya ini pun saya tinggalkan. Iming-iming traffic dan segala rupa pundi-pundi entah mengapa tak juga membuat saya tergerak pulang. Sampai pada suatu ketika, saya menyadari bahwa jemari saya berkali memintas jalan kembali.

Dan, di sinilah saya, menata kalimat demi kalimat, di ruang yang sama. Segala sesuatunya mungkin tak lagi sama seperti bertahun lalu. Saya merajah titik umur dengan angka tiga di hadapan. Saya tak lagi pandai mengobral teori, menghasut kata dengan segala akal konspirasi,merangkai fiksi yang penuh misteri entah apa. Kata-kata saya beroleh usia. Semoga saja rumah lama saya ini tetap bisa mengenali. Saya masih absurd, saya masih perenjana mimpi, saya masih penebar kata-kata. Saya hanya tak lagi sanggup mengepalkan tangan ke angkasa dengan orasi-orasi masa muda lampau. Saya memilih mengepalkan hati untuk diri saya sendiri.

Senja sudah turun, bintang tak sabar untuk mengerjapi kedua mata saya. Mari, menikmati malam.



~esfand

2 komentar:

bara mengatakan...

Udah lama gak bertgur sapa. Apa kabar? Pertanyaan klise. Ntar jg jawabannya klise, hehe. Baiklah, pertanyaan diganti, tinggal dimana skrg mbak muth? Msh seneng berpetualang yah. Liat2 fesbuk, trs buka blog, masih hafal kok sm alamat blog mbak muth. :)

esfand mengatakan...

hai, you, :) lebih dari lima tahun ya kita tak bertukar kabar hari-hari hehe. tinggal di rumah kecil milik sendiri di selatan ibu kota, dengan ruang baca kecil yang menyenangkan. bertualang itu sudah menjadi perpanjangan napas hehe