Kubuka pagi dengan sisa penat perjalanan Tasik-Jakarta yang belum hilang. Hari ini rencananya aku ingin pergi ke Gramedia Matraman, sekadar cuci mata dan mencari sebuah majalah computer yang sedang kubutuhkan. Kebetulan, seorang teman bersedia menemani. Saat sedang bersiap untuk berangkat, aku teringat kalau aku belum memutuskan akan melakukan pemberian apa hari ini. Tapi sudahlah, biar mengalir saja nanti sesuai kondisi yang akan kutemui hari ini.

Saat sedang menunggu bus trans Jakarta, aku terpikir untuk memberikan sebagian dari uang recehan yang ada dalam kantung merah kecil bermotif batik Bali yang selalu kubawa. Akhir-akhir ini kantung itu selalu penuh dengan recehan pecahan 500 rupiah. Bukan apa-apa, kebetulan aku memang sedang “miskin” maka jadilah recehan yang awalnya penuh sesak dalam celengan plastik bekas botol jungle juice, berpindah ke dalam kantung merah itu setiap harinya. Lumanyan untuk ongkos transport dan uang parkir hehe.

Recehan yang ada dalam kantung kubagi menjadi dua, yang ingin kuberikan sebagai pemberian kumasukkan di saku jaket merahku, sedangkan yang akan kugunakan sebagai uang transport hari ini tetap berada dalam kantung. Kebetulan hari ini rute bepergianku sebagian besar menggunakan bus trans, jadi rencananya uang itu akan kuberikan ke para peminta-minta yang biasanya banyak terdapat di setiap sudut jembatan koridor bus trans.

Sesampainya di halte bus Dukuh Atas, aku bergegas berjalan berjalan ke arah halte rute Blok M/Kota (yang sebenarnya tak perlu kulakukan karena bus tujuanku ternyata berada di sebelah tempatku turun untuk transit tadi). Jembatan yang menghubungkan dua halte ini memang cukup panjang, dan biasanya di setiap tikungan jembatan ada satu-dua peminta-minta yang stand by. Anehnya, hari tak kujumpai satu pun dari mereka. Apa mereka juga ikut liburan akhir tahun yah.. . Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan bus trans tujuan Matraman. Sampai di halte Matraman, tak jua kujumpai satu pun peminta-minta. Niat memberikan recehan yang sudah kusiapkan itu pun tak bisa kupenuhi.

Selesai urusan di Matraman, kami ingin mencoba mencicipi aneka kopi di Anomali Coffe yang ada di daerah Setiabudi. Saat berjalan di halte daerah Setiabudi pun lagi-lagi tak kutemui satu pun dari para peminta itu. Caffe latte dan Orange Honey Kiss menjadi pilihan minuman yang kami cicipi. Setelah duduk mengobrol beberapa lama, aku meninggalkan temanku sejenak untuk mencari toilet. Karena sudah kebelet, saat masuk ke dalam toilet aku lupa untuk melap dudukan toilet itu terlebih dahulu seperti yang biasa kulakukan. Setelah selesai melakukan apa yang harus dilakukan, aku sedikit menyesali diri karena tadi terburu-buru hingga lupa melap dudukan toilet itu. Terbayang olehku bahwa orang yang masuk setelahku bisa saja juga sedang terburu-buru sepertiku dan tak sempat meneteskan cairan sanitasi yang tersedia untuk melap dudukan itu. Akhirnya kuputuskan, pemberianku hari ini adalah dengan membersihkan dudukan itu dua kali agar orang yang masuk nanti bisa langsung menggunakannya dengan nyaman. Baru kali ini, aku keluar toilet dengan senyum dan rasa bahagia :).

Sesampainya di rumah, aku baru tahu kalau rekeningku sudah terisi kembali sejak beberapa hari yang lalu. Kalau saja itu kuketahui sebelum hari ini, mungkin aku tak akan menyiapkan setumpuk recehan sebagai niat pemberian, dan bisa jadi tak akan terpikir untuk melap dudukan toilet umum tadi.

0 komentar: