Kamis, 23 Februari 2012

(Almost) 30 Somethings Note

“No more drama, please.” (Anonim)

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengevolusi sebuah roda? Last time I cheked, more than decade. Dulu, ketika saya masih gemar mengoleksi tutup botol (kira-kira kelas empat SD), fase usia yang saya nanti-nanti dengan penuh tanda tanya adalah momen ketika saya berseragam abu-abu, kuliah, bekerja, menikah. Seingat saya, tidak pernah terpikir sekali pun, akan seperti saya kelak ketika berusia (ehm) 29 tahun. Seperti apa rasanya? Setengah cemas setengah mantap, ternyata.

Setahun kemarin, saya begitu tergila-gila dengan angka 29, tanpa ingat bahwa setahun kemudian saya benar-benar akan berstempel angka itu. Angka 29 saya tahun kemarin adalah angka keberuntungan, angka yang membuat saya bertahan di tengah gulungan ombak empat samudra. Angka yang diperkenalkan oleh sebuah buku terjemahan yang nyaris diretur di toko buku karena tidak laris, tapi cetak ulang berkali-kali di hati saya. Buku tentang seorang perempuan yang menerapkan program 29 hari memberi dan menjadi seseorang yang “baru” setelah melakukannya.

Angka yang datang kepada saya pada saat yang tepat. Melakukan 29 gifts itu yang sederhana itu ternyata seperti memiliki malaikat seribu sayap yang selalu menyorongkan kepaknya ketika saya terpeleset, menyodorkan rengkuhnya ketika saya sesak oleh kelu, mengibaskan sayapnya ketika saya butuh hawa dingin penawar panas hati.

Tanpa terasa, 29 chalenge itu menjadi semacam turnamen pramusim bagi saya. Untuk menghadapi ke-29-an yang sebenarnya tahun ini.

Saya nyaris cemas nyaris deg-degan, seperti traveler yang sebelah kakinya sudah menapak di tangga pesawat, tapi pikirannya mengingat-ingat apakah semua perlengkapan sudah dibawa? Apakah persiapannya sudah oke? Apakah uangnya cukup?

Detik-detik menjelang 29 sepenuhnya drama. Dari setumpuk tanda tanya tentang seberapa siap saya menjadi that-hot-damn-single-woman. Kenyataan bahwa keluguan saya dalam berteman ternyata berujung kepada satu demi satu nama terhapus dalam daftar panjang orang-orang yang saya sebut dengan satu nama: teman. Membuat saya meluangkan waktu khusus untuk duduk terpekur dan mencoba mencerna ulang apa yang sebenarnya terjadi. Sampai bendera setengah tiang yang harus saya kibarkan tepat di pergantian 29 ini karena saya kehilangan lagi. Rasanya seperti jantung, ginjal, dan hati saya adalah tiket masuk fase baru ini.

Namun, saya tahu, saya masih harus bernapas panjang dengan organ yang tersisa. Untuk Tuhan dan sesama yang juga adalah bagian diri saya.

Happy birthday, myself, fly away..

1 komentar:

Anonim mengatakan...

29 tahun usiamu. Sebuah doa kecil, seperti katamu: semoga kebaikan datang dari segala arah.