Selasa, 24 Maret 2009

WISH THE CHOCOLATE AINT BURN IN FIRE


foto:resep-plus.blogspot.com

:esfand


terkadang api memang segahar taifun
namun ia tetap saja mampu sehangat selimut yang baru diretas dari jemuran
terkadang malam memang sekejam parang algojo
namun tetap saja bisa sesejuk puding susu dalam pendingin

layaknya biru yang adalah suka dan adalah seguk
atau hitam yang adalah petaka dan adalah wibawa

seperti ombak yang kau lihat tempo hari
saat ia menjilati jejari kanak-kanak pulang sekolah
itu ombak yang sekawan dengan yang menjilati rerumahan warga di ujung nagari

malam pun sama

dulu, ia sentiasa memadumu dengan tebaran bintang dan reredup rembulan
menemani setiap keluh dan cemerlangmu hingga fajar
merajutkan mimpimu pada awan-awan yang beroda
bahkan rindumu, pada keindahan yang melangit tujuh itu

malam akan tetap sama

meski sesaat lampau ia terkejab terkesiap tak berdaya
saat jaring-jaring kurawa mengendap-endap dengan penuh pamrih
menebarkan teror zaman pertengahan yang berselimut durja

itu tetap malam yang kau rindu dahulu
bukan malam siapa-siapa

meski kini maktub sudah dalam lontaramu
bahwa malam adalah peri dan adalah nagini

jangan kau rejam malammu itu
rejam saja cumi-cumi yang membuat malam itu lebih pekat dari biasanya
yang membuat malam itu lebih marun dari biasanya
yang membuat malam itu lebih ungu dari biasanya

di malam menjelang harimu ini,
tataplah ia layaknya sahabat lama
karena memang ia tak kan pernah berwujud liyan



happy day my friend, you'll never walk alone...

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dalam.....
Penuh makna